Penipuan Robot Trading Wahyu Kenzo Pakai Skema Ponzi, Apa Itu?

Kapolresta Malang Kota, Kombes Budi Hermanto. Medcom.id/ Daviq Umat Al Faruq Kapolresta Malang Kota, Kombes Budi Hermanto. Medcom.id/ Daviq Umat Al Faruq

MALANG: Bisnis robot trading Auto Trade Gold (ATG) yang dikelola Dinar Wahyu Saptian Dyfrig alias Wahyu Kenzo menggunakan skema ponzi. Skema ini termasuk kategori penipuan investasi yang dilakukan dengan menjanjikan keuntungan besar dan risiko rendah kepada investornya.

"(ATG) ya lebih kurang seperti ponzi," kata Kapolresta Malang Kota, Kombes Budi Hermanto, saat konferensi pers di Mapolresta Malang Kota, Kota Malang, Jawa Timur, Kamis 16 Maret 2023.

Buher, sapaan akrabnya, menerangkan Wahyu Kenzo menyampaikan kepada para membernya bahwa bisnis yang dijalankannya ini merupakan trading di luar negeri. Berdasarkan penyidikan diketahui legomarket yang digunakan ATG memang berada di luar negeri.

"Legomarketnya memang menggunakan luar negeri, tapi forex nya ternyata digunakan oleh operator yang dalam negeri. Sehingga chart yang mereka mainkan, algoritma yang mereka mainkan ini dimainkan sendiri. Sehingga mereka memilih request kepada siapa saja yang bisa di withdraw. Jadi tidak by system," terangnya.

Sementara itu, Kasat Reskrim Polresta Malang Kota, Kompol Bayu Febrianto Prayoga, menerangkan, para member yang mengikuti bisnis robot trading ATG ini awalnya mendaftarkan diri lewat web Panthera Trade. Web ini dapat digunakan oleh para member untuk registrasi akun, melakukan deposit dan withdraw.

"Kemudian setelah mereka login, mereka diarahkan untuk membeli produk di PT Pansaka yang berupa minuman nutrisi. Di mana karena saat itu robot tersebut belum mempunyai izin dari Kemendag, akhirnya robot itu dibundlingkan dengan produk tersebut dalam artian sebagai bonus dari pembelian produk tersebut," katanya.

BACA: Istri Wahyu Kenzo Diperiksa Penyidik, Ini Hasilnya

Setelah membeli produk tersebut, member bisa mengaktifkan voucher berupa robot trading yang bisa digunakan di sistem ATG 5.0. Sistem ini dikelola oleh manajemen ATG.

"Setelah aktif akun Panthera Trade-nya, uang tersebut masuk ke broker yang dikelola luar negeri Legomarket LLC dan kemudian masuk ke RBG Limited Liquid Provider yang dikelola luar negeri. Itu adalah dalih atau alibi dari Wahyu Kenzo dalam melakukan proses ini," ungkapnya.

Namun kenyataannya, uang member yang masuk dari Panthera Trade ini sejak awal sudah dikelola oleh pihak ATG. Bahkan ketika masuk Pansaka pun juga masih dikelola pihak ATG.

"Setelah itu begitu sudah aktif dan dimasukkan ke Legomarket dan ke RBG luar negeri, ternyata pada kenyataannya itu dikelola juga oleh pihak Wahyu Kenzo atau ATG. Jadi tidak dikelola di luar negeri. Jadi dalam hal ini tidak ada transaksi keuangan atas trading tersebut karena hanya chart yang tetap berjalan di Liquid Provider dengan robot membaca chart tersebut," jelasnya.

Sistem ini dijalankan Wahyu Kenzo dengan menyewa sebuah server. Namun, sejak 26 Januari 2023, server tersebut mati lantaran Wahyu Kenzo tidak mampu membayar sewa.

"Menurut keterangan dari Wahyu kenzo juga bahwa uang para member diputar sendiri oleh Wahyu Kenzo. Mengingat Broker dan Liquid Provider dikelola sendiri oleh pihak ATG. Kemudian uang dari member sendiri alurnya adalah masuk ke Panthera Trade melalui deposit rekening atas nama Desi Dwiasti Widianti, kemudian uang tersebut dibayarkan ke member lain untuk withdraw," terangnya.

Bayu menambahkan, uang deposit dari para member ini dibayarkan untuk member kembali. Kemudian juga dibagikan dalam bentuk rebate untuk founder, MIB, dan lain-lain di bawahnya.

"Kemudian dibelikan aset pribadi oleh Wahyu Kenzo, dimainkan untuk trading Forex tetapi atas nama akun pribadi yang bersangkutan, dan dibagikan kepada karyawan ATG lainnya, dan untuk yang masuk melalui Panthera Trade deposit lewat Crypto, dibelikan Crypto oleh Wahyu Kenzo sendiri dan di trading sendiri oleh yang bersangkutan atas nama pribadi," jelasnya.

Selama menjalankan bisnis investasi bodong ini, Wahyu Kenzo mengaku mendapat keuntungan dari selisih rate atau rebate dari setiap transaksi para member. Keuntungan tersebut berjumlah Rp1.000 per 1 US Dollar dalam setiap melakukan transaksi deposit.

"Dalam hal ini Wahyu Kenzo dari Rp1.000 tersebut mendapat Rp150 per transaksi sedangkan founder atas nama Raymond mendapat Rp100 per transaksi. Sehingga sebenarnya alur uang ini jadi yang dimaksud untuk dikelola di luar negeri ternyata dikelola oleh Wahyu Kenzo sendiri di dalam negeri," tegasnya.

"Sehingga untuk pembayaran withdraw pun bukan dari keuntungan, tetapi dari uang member yang masuk, kemudian dibayarkan kembali untuk withdraw yang dilakukan oleh Wahyu Kenzo," imbuhnya.

 


(TOM)

Berita Terkait