Hobi Makanan Berlemak, Waspada Berefek pada Kesehatan Otak

Beberapa penelitian menemukan bahwa makanan berlemak dapat memengaruhi kemampuan belajar dan daya ingat. (Foto: Ilustrasi. Dok. Freepik.com) Beberapa penelitian menemukan bahwa makanan berlemak dapat memengaruhi kemampuan belajar dan daya ingat. (Foto: Ilustrasi. Dok. Freepik.com)

Otak menjalankan sejumlah fungsi dalam tubuh berjalan dengan lancar dan semestinya. Kognitif adalah salah satu fungsi otak yang terpenting lantaran memungkinkan seseorang mendapatkan pengetahuan, memproses informasi, dan memecahkan masalah.

Untuk kemampuan kognitif otak yang kuat, orang perlu memberikan nutrisi berkualitas tinggi. Tetapi, sebagian besar orang tak menyadari bahwa kebiasaan mengonsumsi makanan tak sehat bisa mempengaruhi kemampuan otak. Sehingga akan berakibat pada kehidupan akademik, sosial, dan profesional mereka.

Beberapa penelitian menemukan, makanan berlemak bisa mempengaruhi kemampuan belajar dan daya ingat. Dilansir dari Gaya.id pada Jumat, 23 September 2022, ada enam dampak buruk makanan berlemak yang berpengaruh terhadap kesehatan otak apabila dikonsumsi secara berlebihan, yaitu di antaranya:

1. Hipokampus

Hippocampus adalah struktur otak kompleks yang tertanam jauh ke dalam lobus temporal. Ini memainkan peran yang penting dalam pembelajaran dan memori. Apabila berlebihan mengonsumsi makanan berlemak, maka hipokampus menciptakan respons peradangan saraf pada tantangan kekebalan ringan yang mempengaruhi sel-sel otak secara negatif dan menyebabkan defisit memori.

2. Resistensi insulin

Makanan berlemak membuat otak resisten insulin. Insulin punya peran penting bagi otak. Hal ini mempromosikan pertumbuhan saraf dan melindungi kemampuan belajar dan memori. Tidak hanya itu, ia juga memainkan peran penting dalam menjaga keseimbangan energi dan mengelola berat badan.

Sedangkan, defek insulin membawa perubahan abnormal terhadap sirkuit yang menghubungkan organ sensorik yang menyebabkan disfungsi kognitif. Penting bagi masyarakat untuk memahami bahwa otak harus sehat dalam memproses dan memanfaatkan insulin.

3. Stres oksidatif

Kebiasaan mengonsumsi makanan kaya lemak bisa mengakibatkan stres oksidatif di otak. Otak berjuang dengan situasi ini terus menerus yang sangat mempengaruhi fungsinya. Saat hal itu mempengaruhi fungsi saraf, maka dapat menyebabkan gangguan kognitif sampai berpengaruh terhadap ketidakmampuan belajar.

4. Memori

Lemak trans yang merupakan lemak tak jenuh, meninggalkan akibat yang merugikan terhadap otak. Lemak trans yang ditemukan secara alami seperti dari produk susu atau daging tak menimbulkan masalah. Tetapi, saat seseorang mengonsumsi lemak berbasis industri, itu menciptakan masalah bagi otak. Asupan lemak trans yang tinggi meningkatkan risiko penyakit Alzheimer, di mana merupakan penyakit serius yang berhubungan dengan otak. Dalam penyakit ini, sel-sel otak mati, sehingga mengakibatkan penurunan kognitif dan kinerja yang buruk.

5. Diabetes tipe-2

Salah satu dari banyak efek samping dari makanan berlemak lainnya adalah meningkatkan kemungkinan terkena diabetes tipe-2. Diabetes tipe-2 membahayakan otak lantaran mengenai penyakit Alzheimer.

6. Perubahan pembuluh darah otak

Diet tinggi lemak atau obesitas mempunyai korelasi dengan perubahan vaskular serebral. Hal tersebut mempengaruhi hipokampus dan mengakibatkan disfungsi sel-sel endotel otak. Situasi itu dapat menyebabkan sakit kepala parah, kebingungan, disorientasi atau kehilangan ingatan.

 

BACA: 7 Manfaat Tape Singkong untuk Kesehatan, Atasi Anemia hingga Optimalkan Fungsi Otak


(UWA)

Berita Terkait