Pasar Masih Ditutup, Pedagang Sapi dan Kambing Nekat Berjualan di Tepi Jalan

Pedagang nekat berjualan sapi di tepi jalan depan Pasar Hewan Gondanglegi, Kabupaten Malang/metrotv Pedagang nekat berjualan sapi di tepi jalan depan Pasar Hewan Gondanglegi, Kabupaten Malang/metrotv

MALANG: Ratusan pedagang hewan ternak sapi dan kambing di Kabupaten Malang, nekat menggelar dagangannya di pinggir jalan. Aksi ini sebagai bentuk protes penutupan pasar hewan yang sudah berlangsung tiga pekan.

Nampak ratusan pedagang ternak sapi dan kambing memadati area pinggir jalan di depan Pasar Hewan Gondanglegi, Kabupaten Malang, Jumat 20 Mei 2022. Bersama para peternak, mereka menggelar dagangannya di pinggir jalan.

Muhammad Ali, salah satu pedagang sapi mengatakan belum adanya solusi seperti pengecekan kesehatan hewan ternak dan tempat untuk berdagang  membuat ratusan pedagang tetap berjualan meski tak bisa masuk ke area pasar hewan.

"Jangan hanya bisa menutup pasar, tapi tidak ada solusi lain. Kesehatan hewan tidak pernah di cek tempat berdangang juga tidak dicek, " protesnya.

BACA: Meluas, 11 Kecamatan di Lamongan Terjangkit PMK

Para pedagang dan peternak sapi menilai  hingga saat ini belum ada tindakan cepat dari pemerintah daerah untuk melakukan pengecekan guna memastikan kesehatan hewan ternak mereka.

"Penutupan pasar hewan ini membuat pendapatan pedagang dan peternak semakin menurun.  Kami minta pasar segera dibuka kembali, " tandasnya.

Selain berdagang di tepi jalan, tatusan pedagang dan peternak ini juga menyampaikan protesnya terkait Surat Edaran Bupati Malang  bernomor 800/3699/35.07.201/2022  tentang Kewaspadaan Dini Penyakit Mulut dan Kuku dengan mendatangi kantor pasar hewan. Mereka  ditemui sejumlah pejabat Muspida Kecamatan Gondanglegi.

"Kami akan segera meneruskan tuntutan para pedagang kepada Bupati Malang. Selain itu  juga terus melakukan antisipasi pencegahan penularan PMK, "  ujar Camat Gondanglegi, Prasetya Yunika.

Saat ini, di wilayah Kabupaten Malang sendiri tercatat ada 16 pasar hewan yang harus berhenti beroperasi pasca merebaknya wabah PMK.

 


(TOM)