Pemerintah Beli Vaksin ke China, Epidemiolog UI: Kita Mau Bikin Toko Vaksin?

Ilustrasi Ilustrasi

Jakarta: Pemerintah sempat berencana untuk melaksanakan kegiatan vaksinasi covid-19 pada November 2020 mendatang. Tiga kandidat vaksin yang akan digunakan, yakni Sinovac,G42/Sinopharm,dan CanSino.

Padahal ketiga kandidat vaksin tersebut masih dalam tahap melakukan uji klinis fase tiga di beberapa negara. Sehingga belum ada calon vaksin yang benar-benar menyelesaikan tahapan fase tiga untuk membuktikan keefektifannya.

Menanggapi hal tersebut, Ahli Epidemiologi Universitas Indonesia (UI) Pandu Riono menilai Indonesia masih belum mengetahui vaksin mana yang sebenarnya ingin digunakan.

“Kenapa semua vaksin mau dibeli? Kita mau bikin toko vaksin atau kafetaria vaksin?,” kata Pandu dalam diskusi virtual Crosscheck Medcom.id yang  bertajuk “Tergesa Vaksin, Berani Jamin?“ pada Minggu, 25 Oktober 2020.

Ia menganggap pemerintah terlalu tergesa-gesa dan menanyakan apa sebenarnya tujuan dari mendatangkan vaksin pada November 2020. Kalau memang tujuannya untuk menguji vaksin lebih lanjut, menurutnya sah-sah saja.

Tetapi kalau tujuannya untuk emergency use dan ditargetkan untuk penduduk secara keseluruhan, maka itu yang menjadi masalah. Seolah-olah menjadi program vaksinasi untuk seluruh penduduk di usia 18-59 tahun.

Sedangkan di negara lain emergency use digunakan hanya untuk populasi tertentu yang risiko terpaparnya tinggi karena tugasnya, misalnya militer.

“Sehingga memang tidak pernah ditujukan untuk penduduk khusus (penduduk khusus seperti militer),” sebutnya.

Sementara itu, terkait uji klinik fase tiga vaksin Sinovac di Bandung yang disuntikkan ke 1.620 relawan, Pandu berpendapat hasil dari uji klinik tersebut tidak bisa mengukur efikasi vaksin, karena jumlah sampelnya sedikit.

“Jadi mungkin yang saya khawatirkan adalah hanya bisa mengukur profil imunogenitas. Mereka bilang 80 persen datanya sudah ada, ya data yang sudah ada hanya mengukur profil imunogenitas,” jelas Pandu.

Sehingga muncul kembali pertanyaan, apakah vaksin ini bertujuan untuk meningkatkan imunitas agar mampu melindungi orang tersebut dari infeksi.

"Atau mampu melindungi orang yang mungkin terinfeksi tapi tidak menjadi sakit atau dirawat di rumah sakit," imbuhnya.

Sebelumnya, Pengurus Besar Ikatan Dokter Indonesia (PB IDI) sempat menyurati Menteri Kesehatan (Menkes) Terawan Agus Putranto perihal program vaksinasi virus Covid-19. IDI meminta program vaksinasi ini tidak
dilakukan secara tergesa-gesa.

Lihat Crosscheck: Laporan Dari Cina Vaksin Aman. Epidemiolog: Percaya?


(TOM)

Berita Terkait