Pemkot Kediri Bekali Kader Lakukan Deteksi Ancaman Hipertensi Sejak Dini

Kegiatan pembekalan kader kesehatan tentang ancaman hipertensi di Kediri, Jawa Timur. Foto: ANTARA-HO-Pemkot Kediri Kegiatan pembekalan kader kesehatan tentang ancaman hipertensi di Kediri, Jawa Timur. Foto: ANTARA-HO-Pemkot Kediri

Kediri: Pemerintah Kota (Pemkot) Kota Kediri bekali kader kesehatan cara mendeteksi ancaman hipertensi warga sedini mungkin. Pembekalan ini penting untuk meningkatkan pengetahuan dan menambah keilmuan kader mengenai hipertensi.

Kepala Dinas Kesehatan Kota Kediri, Muh. Fajri Mubasysyir, berharap kader kesehatan semakin termotivasi melaksanakan kunjungan rumah. Setiap kader yang dibekali pengetahuan ini mampu mengukur tekanan darah serta memeriksa kadar kolesterol secara benar dan akurat.

"Penyakit hipertensi merupakan silent killer karena penyakit ini tidak menyebabkan gejala jangka panjang namun penyakit ini mungkin mengakibatkan komplikasi yang mengancam nyawa. Untuk itu kami lakukan gerakan deteksi dini dengan harapan kasus hipertensi bisa lebih dideteksi dari awal sehingga bisa ditangani dan dikendalikan," ucap dr. Muh. Fajri Mubasysyir dikutip dari Antara, Selasa, 7 Mei 2024.

Data dari Dinas Kesehatan Kota Kediri, jumlah penderita di kota ini mencapai 38.204 orang pada 2023. Angka itu terdiri dari 14.420 orang laki-laki dan 23.784 orang perempuan.

Ia menekankan agar kader melaksanakan tugasnya dengan optimal dalam memberikan sosialisasi dan mengedukasi masyarakat untuk melakukan deteksi hipertensi secara dini.

Masyarakat yang terdeteksi memiliki riwayat penyakit hipertensi usai melakukan deteksi dini, maka disarankan untuk ke layanan puskesmas dan melakukan pengobatan.

"Akan kami pantau secara rutin melalui kader kesehatan sampai tekanan darahnya stabil dan normal. Sehingga diharapkan dapat mencegah munculnya penyakit komplikasi seperti stroke, jantung dan mengurangi risiko kematian," ucap dia.

Dokter rehabilitasi medis dr Nita Damayanti Sp.KFR mengatakan tekanan darah yang normal bagi orang dewasa di bawah 140/90mmHg. Ukuran 140 adalah tekanan darah sistolik dan 90 untuk tekanan darah diastolik yang diukur dengan tensimeter manual atau digital. 

Faktor risiko terkena hipertensi disebabkan karena gaya hidup yang tidak sehat, obesitas, lingkungan, faktor geografi, genetik, konsumsi garam, stres, dan lainnya.

"Jangan anggap sepele penyakit hipertensi. Jika merasakan gejala seperti sering pusing, rasa pegal, dada berdebar, nafas pendek, dsb bisa segera cek kondisi kesehatan kita agar nantinya bisa segera dilakukan penanganan jika diperlukan," tutur dr. Nita Damayanti dikutip dari Antara, Selasa, 7 Mei 2024.


(SUR)

Berita Terkait