Separo Kecamatan di Tulungagung Blank Spot Sinyal internet

Sejumlah warga di Tulungagung terpaksa cangkruk di bukti setempat hanya untuk mencari sinyal internet atau wifi (Foto / Metro TV) Sejumlah warga di Tulungagung terpaksa cangkruk di bukti setempat hanya untuk mencari sinyal internet atau wifi (Foto / Metro TV)

SURABAYA : Dari total 19 Kecamatan di Tulungagung, Jawa Timur  hampir separonya tidak terjangkau jaringan komunikasi atau blank spot. Hal ini memaksa warga, khususnya para pelajar di pinggiran dan pegunungan agar tetap dapat mengikuti belajar daring. Mereka terpaksa mencari lokasi yang terdapat sinyal internet. Pemerintah setempat menghubungi provider telepon seluler untuk membangun jaringan komunikasi namun belum ada yang berminat karena merugi. 

Di masa pandemi sinyal komunikasi seakan menjadi kebutuhan pokok, terutama para pelajar untuk melaksanakan belajar secara daring. Hanya saja, ribuan warga yang tersebar di sejumlah kecamatan di Tulungagung tak bisa menikmati sinyal tersebut, sebab banyak terdapat blank spot.  

Di Tulungagung, dari 19 kecamatan, 7 kecamatan yakni Kecamatan Pagerwojo, Sendang, Gondang, Besuki, Bandung, Tanggunggunung dan Kecamatan Pucanglaban, terdapat desa-desa yang blank spot. Kebanyakan di desa tersebut berada di wilayah pegunungan. Sehingga meski telah terdapat tower telepon seluler namun ada titik-titik area yang tidak terjangkau, karena terhalang gunung atau bukit.   

"Karena jaringan komunikasi dan internet telah menjadi kebutuhan pokok beberapa warga yang tinggal di daerah blank spot, terpaksa memasang frekuensi radio untuk pemasangan wifi dan itupun biaya pemasangannya mahal sehingga bagi warga yang tidak mampu tidak bisa memasang," ungkap Kepala Dinas Komunikasi dan Informatika Tulungagung, Tranggono Dibjoharsono.

Prihatin dengan kondisi tersebut, Pemkab Tulungagung dalam upaya membantu kebutuhan para pelajar, telah diedarkan surat edaran sekda tentang imbauan untuk seluruh OPD, kantor desa maupun fasilitas umum untuk memberikan fasilitas wifi gratis tanpa password. Sehingga para pelajar tidak lagi kesulitan akses internet namun tentunya pelaksanaan dengan protokol kesehatan ketat.
 


(ADI)

Berita Terkait