JOMBANG : Sebanyak 578 santri pondok pesantren (Ponpes) Tebuireng, Jombang, Jawa Timur dari berbagai daerah harus menjalani karantina selama 10 hari pasca kembali dari rumah masing-masing. Karantina tersebut dilakukan, guna menerapkan protokol kesehatan secara ketat.
Suasana haru nampak di pintu gerbang komplek pondok pesantren Tebuireng, Jombang. Suasana ini terjadi, saat para orang tua melepas para anak mereka kembali ke asrama masing-masing.
Dalam kedatangan santri kali ini, pihak pondok pesantren membatasi jumlah mereka yakni hanya sekitar 578 orang. Tak hanya dibatasi, para santri yang hendak masuk ke komplek pondok pesantren juga dilakukan sterilisasi.
Beberapa barang bawaan para santri satu persatu juga dilakukan penegecekan. Bahkan, mereka juga diwajibkan memberikan hasil rapid tes, kepada para pengasuh ponpes.
Juru Bicara Gugus Tugas Pesantren Tebuireng, Nur Hidayat mengatakan para santri yang datang tersebut merupakan santri gelombang pertama.
"Mereka terdiri dari santri kelas akhir dari berbagai jenjang pendidikan, baik SD, SMP hingga SMA," ungkapnya.
Dari seluruh santri yang datang, mereka harus memasuki ruang karantina yang telah disiapkan. Karantina akan berlaku selama sepuluh hari sebelum mereka diizinkan masuk ke area pondok pesantren dan mendapatkan pembelajaran melalui tatap muka.
"Rencananya, kedatangan santri pada gelombang kedua akan dilakukan pasca pihak ponpes melakukan evaluasi penerapan protokol kesehatan pada tahap pertama," terangnya.
Sebab, jumlah santri ponpes Tebuireng, cukup banyak yakni mencapai 3.881 orang.
(ADI)