Dua Pemerkosaan Siswi SMP di Surabaya Tertangkap

Ilustrasi / Medcom.id Ilustrasi / Medcom.id

SURABAYA : Dua pelaku pemerkosaan siswi SMP di Surabaya hingga hamil 5 bulan tertangkap pada Sabtu 29 April 2023. Keduanya diamankan di waktu yang berbeda. Kasubnit Pelayanan Perempuan dan Anak (PPA) Ipda Tri Wulandari, menyatakan saat ini pihaknya masih melakukan pemeriksaan secara intensif terhadap dua pelaku.

“Nanti setelah selesai semua pasti kita rilis. Sabar njeh,” katanya.

Sebelumnya pelajar salah satu SMP di Surabaya diperkosa dua pemuda berandal setelah dicekoki minuman keras. Aksi pemerkosaan itu terjadi Desember 2022 namun baru diceritakan korban ke orangtuanya saat lebaran kemarin. Ibu korban curiga karena gerak gerik putri sulungnya itu seperti orang hamil. Setelah ditanya pelan-pelan, korban akhirnya mengakui.

Lalu kasus pemerkosaan ini disampaikan kepada anggota DPRD Surabaya Imam Syafi’i. Anggota Komisi A bidang hukum dan pemerintahan ini pun langsung melakukan advokasi dan pendampingan di hari pertamanya masuk kerja pasca-libur Idul Fitri.

baca juga  : Pelajar SD di Gresik Dibunuh Ayah Kandung

Kasus ini sudah dilaporkan ke Polrestabes Surabaya Selasa malam. Hari ini, korban divisum di RS Bhayangkara Polda Jatim. Setelah itu korban langsung opname di RSUD Soewandhie karena kondisi kesehatannya menurun. “Saya sudah komunikasi dengan dr Billy (direktur RSUD Soewandi). Saya ceritakan garis besar kejadiannya. Dokter Billy langsung care,” ujar Imam.

Anggota dewan dari Partai Nasdem ini juga sudah koordinasi dengan Kepala Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Pemkot Surabaya Ida Widayati untuk ikut menangani masalah ini. Sebab, saat ini korban mengalami trauma berat.

“Alhamdulillah Bu Ida langsung respon cepat. Timnya sudah bertemu dan berdialog dengan korban,” papar wakil rakyat yang berlatar belakang wartawan dan pengacara itu.

Menurut Imam, korban bukan salah pergaulan. Siswi SMP ini tipe cewek pendiam. Dia lebih banyak di dalam rumahnya di Kecamatan Bubutan. Saat kehadiran korban diajak tetangganya beli makanan. Ternyata pulangnya mampir di rumah seorang pemuda di kampung tidak jauh dari rumah korban.

Di dalam rumah sudah ada tiga pemuda sedang pesta miras. Korban dipaksa ikut minum. Karena tidak pernah minum, kepala korban langsung pusing. Saat itulah, dua dari tiga pemuda tersebut menistakan korban. Korban adalah sulung dari tiga bersaudara berlatar keluarga miskin. Bapaknya kerja serabutan, sedangkan ibunya mengais rezeki dengan mengamen.

Terkait kasus ini, pertama, Imam minta Pemkot Surabaya mengatasi kesehatan fisik dan psikis korban. Kedua, polisi harus secepat-cepatnya menangkap pelakunya. Ketiga, tidak bisa ditawar lagi, polisi dan Satpol PP harus serius memberantas peredaran minuman beralkohol ilegal terutama di dekat perkampungan.

“Sudah terbukti banyak mudaratnya. Sama sekali tidak ada kebaikannya,” terang Imam.


(ADI)

Berita Terkait