Kepala Dinkes Surabaya, Nanik Sukristina, mengatakan, pihaknya terus memberikan edukasi kepada masyarakat Surabaya untuk mencegah obesitas. Upaya ini dilakukan salah satunya lewat penguatan Komunikasi, Informasi, dan Edukasi (KIE) tentang kesehatan.
“Upaya yang dilakukan melalui KIE berupa sosialisasi tentang faktor resiko obesitas dan bahaya obesitas bagi kesehatan melalui penyuluhan langsung kepada masyarakat, media sosial, elektronik, dan lainnya,” kata Nanik, dikutip dari laman resmi Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya, Minggu, 6 Agustus 2023.
Dinkes Surabaya juga memberikan edukasi tentang makanan seimbang kepada masyarakat. Masyarakat juga diimbau untuk rutin mengecek kesehatan secara rutin di puskesmas dan layanan Pos Binaan Terpadu Penyakit Tidak Menular (Pos Bindu) di masing-masing wilayah.
“Sosialisasi juga dilakukan melalui imbauan agar menghindari masyarakat Makanan Berpemanis Dalam Kemasan (MBDK),” lanjutnya.
Berbagai upaya pencegahan resiko obesitas ini salah satunya dilakukan melalui Puskesmas di setiap wilayah. Sosialisasi itu mulai dari kegiatan penyuluhan bagi kader dan masyarakat umum, kegiatan pemeriksaan terpadu (Bindu) serta pemeriksaan Terpadu Jiwa, Rokok, dan Narkoba (Bindu Jirona).
Nanik menyebut, faktor risiko obesitas (Indeks Massa Tubuh >25) lebih rentan terkena pada kelompok usia >18 tahun. Salah satu kasusnya yakni pria berinisial S, 51, warga asal Kelurahan Kapasmadya Baru, Kecamatan Tambaksari, Surabaya, Jawa Timur (Jatim). Pria tersebut harus dievakuasi oleh Tim Gerak Cepat (TGC) untuk mendapatkan perawatan di rumah sakit pada Selasa, 1 Agustus 2023 lalu.
(SUR)