3 Hari Diterapkan, PTM Terbatas di SMPN 1 Surabaya Lancar

Suasana PTM terbatas siswa kelas 9 SMP Negeri 1 Surabaya  (Foto / Reno / Metro TV) Suasana PTM terbatas siswa kelas 9 SMP Negeri 1 Surabaya (Foto / Reno / Metro TV)

SURABAYA : Pembelajaran Tatap Muka (PTM) terbatas sudah dimulai di Kota Surabaya sejak tanggal 6 September 2021. Salah satu sekolah yang mulai menerapkan PTM terbatas adalah SMP Negeri 1 Surabaya. Meski sudah dimulai tatap muka, namun pembelajaran masih dilakukan secara hybrid, yakni menggunakan sistem daring maupun luring di waktu bersamaan.

Tiga hari melaksanakan PTM terbatas, Kepala Sekolah SMP Negeri 1 Surabaya, Achmad Suharto, mengaku pihaknya tidak menemukan kendala signifikan. Hanya saja, sesekali masih ditemukan ada murid yang tiba-tiba putus koneksi saat mengikuti pembelajaran daring akibat kehabisan kuota internet.

“Yang begitu masih beberapa kali kami jumpai, tapi tetap kami toleransi,” ujar Achmad, Rabu 8 September 2021.

Murid yang mengikuti PTM terbatas di dalam kelas pun juga sudah disaring oleh pihak sekolah berdasarkan absensi dan persetujuan orang tua. Achmad menyebutkan hingga saat ini sudah 80 persen orang tua murid SMPN 1 Surabaya menyetujui untuk anaknya mengikuti PTM terbatas dengan protokol kesehatan ketat.

BACA JUGA : Alhamdulillah, Angka Kesembuhan Covid-19 di Jatim 90,73 Persen

Sementara setiap harinya murid akan mendapatkan pengajaran dua mata pelajaran yang dimulai pukul 8 hingga 10 pagi. Masing- masing mata pelajaran diajarkan selama satu jam. Meski pengajaran baru dimulai pukul 8, namun murid yang datang ke sekolah diwajibkan tiba pukul 7 pagi. Hal ini disebabkan karena murid masih harus melewati tahapan pengecekan suhu tubuh dan mencuci tangan sebelum nantinya masuk ke dalam kelas.

Ke depan, Achmad mengatakan pihaknya siap melakukan adaptasi terhadap regulasi baru yang berpotensi muncul jika kasus covid-19 di Surabaya semakin melandai. Bahkan pihaknya juga sudah membentuk satgas covid-19 di lingkup sekolah yang terdiri dari guru, murid, dan komite.

“Intinya kami mengikuti instruksi pemerintah Kota Surabaya yang diturunkan melalui dinas pendidikan,” tutup Achmad


(ADI)

Berita Terkait