Mengharukan, Ibu Wakili Anaknya yang Meninggal di Wisuda Unesa

Endang Sulistyowati mewakili anaknya wisuda. DOK Unesa Endang Sulistyowati mewakili anaknya wisuda. DOK Unesa

JAKARTA: Pemandangan mengharukan mewarnai prosesi wisuda sesi tiga Universitas Negeri Surabaya (Unesa) pada Kamis, 28 Juli 2022. Suasana  mendadak hening saat Endang Sulistyowati melangkah naik panggung.

Ibu paruh baya ini berusaha tegar hadir dan mewakili putra pertamanya, Mochammad Fathurrizqi yang tidak bisa hadir dalam wisuda karena meninggal dunia pada 27 Februari 2022.

Meski berusaha tegar, mamun air mata Endang akhirnya tumpah saat menerima ijazah anaknya yang diserahkan langsung Rektor Unesa Nurhasan di Graha Unesa, Kampus Lidah Wetan, Surabaya.

Anaknya, Mochammad Faturrizqi, merupakan lulusan prodi S1 Pendidikan Guru Sekolah Dasar (PGSD), Fakultas Ilmu Pendidikan (FIP) dan berhasil menyelesaikan studinya dengan baik.

Mewakili lembaga, Ketua Senat Unesa Haris Supratno menyampaikan dukacita mendalam. Haris mengapresiasi perjuangan alm Fathurrizqi menyelesaikan studi. Tentu perjuangannya ini, untuk membanggakan kedua orang tuanya. Dia berharap perjuangan itu bisa menjadi contoh bagi yang lain.

BACA: Unesa Gelar Seleksi Atlet DBON, Libatkan Dokter dan Psikolog

"Ini harus jadi contoh. Di balik perjuangan kuliah mahasiswa ada harapan besar orang tua. Sekali lagi, apresiasi yang sebesar-besarnya untuk mendiang Mochammad Fathurrizqi. Juga untuk orang tuanya yang hebat," ucap Haris terbata-bata yang langsung disambut gemuruh tepuk tangan apresiasi dan support kepada orang tua almarhum.

Pada kesempatan itu, jajaran senat, ribuan wisudawan, plus pendamping dan tamu undangan sejenak berdoa bersama untuk mendiang Fathurrizqi.

“Semoga almarhum diterima di sisi Sang Maha Pencipta dan keluarga yang ditinggalkan diberikan ketabahan dan kekuatan,” ucap ketua senat.

Endang menyampaikan terima kasih kepada seluruh jajaran yang telah menerima dan mendidik anaknya hingga bisa jadi sarjana, meski tak bisa sampai menghadiri acara wisuda bersamanya.
Fathurrizqi merupakan anak pertama dari tiga bersaudara.


"Setelah kuliah, dia bercita-cita ingin menjadi ASN (guru) di Nganjuk. Dia tidak mau kerja jauh-jauh dari kami (orang tua), dia sempat bilang akan selalu di samping saya dan Bapaknya sampai akhir hayat,” ucap Endang.

Anaknya merupakan pribadi yang senang membantu sesama. Bahkan dalam kondisi sakit pun masih membantu teman-temannya menyelesaikan karya ilmiah.

Fathurrizqi juga aktif bermedia sosial dan ikut bela diri Jujitsu. Dia gemar membuat konten untuk kanal YouTube-nya yang sudah mencapai 1.400 subscriber.

“Sakitnya mulai terasa saat mengurus yudisium. Sudah transfusi darah. Namun, takdir berkata lain. Semoga anak kami tenang bersama Sang Khalik. Almarhum memang telah tiada. Namun, kenangan, kebaikan, dan perjuangannya masih bersama kami. Doa kami selalu menyertainya di sana,” ucap Endang sembari mengusap air mata.

 


(TOM)

Berita Terkait