Setahun, Jawa Timur Diguncang 810 Gempa

Ilustrasi Ilustrasi

SURABAYA: Selama periode 1 Januari hingga 14 Desember 2021 tercatat 810 gempa melanda wilayah Jawa Timur. Sebanyak 442 gempa dibawah 3 magnitudo, 358 gempa dibawah 5 magnitudo, dan 10 gempa diatas 5 magnitudo.

Terbesar adalah dempa Malang pada 10 April lalu, yaitu  6,1 magnitudo dan gempa Blitar pada 21 Mei, 5,9 magnitudo. Kondisi kegempaan di wilayah Jawa Timur dan sekitarnya selama Januari-Desember 2021 didominasi gempa dangkal.

"Gempa dangkal merupakan gempa dengan kedalaman kurang dari 60 km karena di selatan Jawa Timur merupakan zona subduksi, pertemuan dua lempeng besar yaitu lempeng tektonik Indoaustralia dan lempeng Eurasia," ujar Kepala BMKG Stasiun Geofisika Malang, Ma'muri, Minggu, 19 Desember 2021.

Pertemuan kedua lempeng itu mengakibatkan gempa dangkal dengan daya rusak lebih parah ketimbang gempa menengah dan dalam.

BACA: Gunung Semeru 'Batuk' Lagi, Awan Panas Mengarah ke Besok Kobokan

"Gempa dangkal biasanya lebih merusak jika kekuatannya besar, ada juga gempa dangkal yang terjadi di daratan yang disebabkan oleh sesar lokal," katanya.

Sesuai kedalamannya, sebanyak 703 gempa dangkal kurang dari 60 km, 103 gempa menengah di bawah 300 km, dan 4 gempa dalam di atas 300 km. Sedangkan laporan kegempaan periode 10-16 Desember 2021 terjadi 29 gempa di Jatim, yaitu 27 gempa dangkal dan 2 gempa menengah.

"Magnitudo terbesar pada periode ini 5,3 Skala Richter (SR) dan magnitudo terkecil 1,4 SR. Gempa terbanyak terekam pada Selasa (14 Desember) sebanyak 7 gempa. Gempa terendah 2 kali pada Jumat (10 Desember)," urainya.

Ia menerangkan kejadian gempa bumi disebabkan oleh aktivitas pertemuan lempeng tektonik Indo-Australia dengan lempeng Eurasia serta aktivitas patahan lokal.

Dari peta distribusi pusat gempa bumi periode 10-16 Desember 2021, sebanyak 21 gempa terjadi di laut, tersebar di selatan dan utara pulau Jawa karena aktivitas pertemuan lempeng tektonik Indo-Australia dengan lempeng Eurasia.

Adapun 8 gempa bumi terjadi di darat akibat pergerakan patahan lokal di daerah tersebut. Sejauh ini, BMKG Stasiun Geofisika Malang sudah melakukan kegiatan pascagempa, yaitu survei lokasi, survei rumah terdampak, survei mikrozonasi gempa, survei di pantai selatan Malang dan susur jalur evakuasi.

"Selain itu juga menggelar sekolah geofisika dan goes to school termasuk pendampingan komunitas siaga tsunami," jelasnya.

 


(TOM)

Berita Terkait