Langka, Turis Tak Sengaja Lihat Pari Gitar di Pantai Selayar Bawean

Tangkapan layar ikan Pari Gitar yang langka di Pantai Selayar, Bawean (Foto / Istimewa) Tangkapan layar ikan Pari Gitar yang langka di Pantai Selayar, Bawean (Foto / Istimewa)

GRESIK : Seorang turis yang datang ke pantai Selayar Bawean tak sengaja mengabadikan moment langka. Turis yang diketahui  bernama Martin Willi Fallebacher (61) menjumpai ikan Pari Gitar yang langka saat snorkeling di pulau Putri itu. Sontak, videonya pun viral di medsos.

Ikan Pari Gitar terekam kamera turis asal Weissenburg, Jerman itu pada Selasa 15 Maret 2022. Saat itu, Martin menyempatkan snorkeling di Pantai Selayar atau Lalajer di Desa Sungairujing itu. Dirinya berjam-jam menikmati keindahan bawah laut di Pantai Selayar dengan action cameranya.

Ketika dia menyelam sejauh 100 meter dari bibir pantai, Martin menemukan hal unik tertangkap kamera. Seekor Pari Gitar melintas di hadapannya. Ikan dengan genus Rhinobatos dan suku Rhinobatidae ini merupakan anggota ordo Rhinopristiformes.

Berdasarkan catatan fosil, suku Rhinobatidae sudah ada sejak 150.000 tahun yang lalu, di masa Jurassik. Para peneliti memperkirakan Ikan Gitar merupakan spesies transisi dalam garis evolusi antara Hiu dengan Pari. Dalam hukum internasional, Pari Gitar ini termasuk ikan dilindungi.

Baca juga : Anak Sapi Unik Lahir di Jember, Miliki 3 Mata dan 2 Mulut

Tak ayal harga siripnya mencapai ratusan juta. Namun dibeberapa wilayah, ikan ini masih menjadi perburuan untuk konsumsi. Karenanya keberadaan Pari Kikir (sebutan orang bawean,red) terancam punah.

Pemandu wisata Martin, Buang Sari mengatakan, turis yang tiba-tiba datang ke tempatnya memang senang berwisata snorkeling. Dan banyak merekam aneka fatwa bawah laut sekaligus pecinta lingkungan.

“Hingga menemukan ikan Pari Gitar sepanjang 1 meter lebih itu. Turis itu menemukan saat perjalanan hendak ke tengah bukit pantai selayar. Kejadian ini pun baru pertama dirasakan Martin,” ucapnya.

Dilansir dari laman www.kkp.go.id Pari Kikir (Glaucostegus typus ) umum memiliki panjang sekitar 270 cm dan tersebar luas di Indo-Pasifik Barat dari India ke Australia dan utara ke Taiwan pada perairan pesisir dan landas kontinen dari dekat pantai (termasuk zona antar pasang surut dan muara sungai) hingga kedalaman setidaknya 100 M.  

Pari Kikir memiliki tubuh datar dan beradaptasi sempurna dengan kehidupan laut. Namun, jenis ini juga dicirikan dengan pertumbuhan lambat, reproduksi rendah dan mencapai kematangan kelamin juga lambat. Konservasi Bawean Mengusulkan Perlu Pemetaan Lebih Lanjut Atas Kemunculan Ikan Pari Kikir di Pulau Bawean

Kabid Pengembangan Sumber daya Laut Perkumpulan Konservasi Bawean Abdul Saddam Mujib menuturkan, kemunculan Pari Kikir diperairan pulau selayar bawean cukup menarik, karena jarang terjadi dan perlu pemetaan lebih lanjut. Sebab, karena memiliki pertumbuhan yang lambat, reproduksi rendah dan kematangan kelamin yang lambat maka harus dijaga dan dilestarikan keberadaanya.

Pihaknya tidak ingin apabila dengan ketidaktahuan masyarakat malah membuat Pari Kikir diburu.“Meski jenis pari ini belum ditetapkan dilindungi di Indonesia namun sangat rentan terhadap penurunan populasi bila ditangkap berlebihan,” jelasnya.

Perlu diketahui, IUCN telah memasukkan Pari Kikir berstatus Kritis masuk Apendiks II CITES. CITES sendiri singkatan dari Convention on International Trade in Endangered Species of Wild Fauna and Flora, dalam bahasa Indonesia: (Konvensi Perdagangan Internasional Spesies Satwa dan Tumbuhan Liar Terancam Punah) adalah perjanjian internasional yang disusun berdasarkan resolusi sidang anggota Uni Internasional untuk Konservasi Alam (IUCN) tahun 1963.

Konvensi ini bertujuan melindungi tumbuhan dan satwa liar terhadap perdagangan internasional spesimen tumbuhan dan satwa liar yang mengakibatkan kelestarian spesies tersebut terancam. Selain itu, CITES menetapkan berbagai tingkatan proteksi untuk lebih dari 33.000 spesies terancam.


(ADI)

Berita Terkait