Jatim Berpeluang Penuhi Kebutuhan Perawat di Luar Pulau Jawa

Ilustrasi / Medcom.id Ilustrasi / Medcom.id

SURABAYA : Jawa Timur berpeluang memenuhi kebutuhan perawat di luar Pulau Jawa. Berdasarkan data dari laman bppsdmk.kemkes.go.id, Jatim memiliki sebanyak 51.709 orang perawat. Data Kementerian Kesehatan (Kemenkes) Survei Ekonomi Nasional (Susenas) menyebutkan, per tahun 2019, di Pulau Jawa, rasio perawat dengan jumlah penduduk 1:815, artinya 1 perawat melayani 815 orang. Namun di luar pulau Jawa, rasio penduduk per 1 perawat masih rendah.

"Melihat kondisi tersebut, saya melihat Jawa Timur sangat berpeluang untuk memberikan support terhadap kebutuhan perawat di luar Pulau Jawa," kata Gubernur Jatim, Khofifah Indar Parawansa, Minggu 28 November 2021.

Orang nomor satu di Jatim itu menambahkan, Badan Kesehatan Dunia (WHO) menyampaikan bahwa, kebutuhan perawat di Indonesia mencapai 6 juta orang.

"Nah Provinsi Jatim ini sangat berpotensi menghasilkan perawat yang bisa mengisi kebutuhan di luar Jawa bahkan di luar negeri," kata Khofifah.

Baca Juga : Olahan Daging dan Ikan Dominasi Kinerja Ekspor Mamin Jatim

Di sisi laim, Khofifah juga mengingatkan, saat ini, transformasi digital merupakan sebuah keniscayaan. Layanan kesehatan akan banyak menggunakan alat kesehatan berbasis hi-tech. Sehingga penting bagi para perawat untuk selalu update teknologi dalam memberikan layanannya.

"Artinya, para perawat perlu melakukan intensitas terhadap pengenalan alkes berbasis hi-tech. Selain spesific skill keperawatan, para perawat harus paham teknologi juga. Apalagi, sekarang ini banyak peralatan kesehatan canggih, dibutuhkan mental yang canggih dan cekatan pula," terang gubernur perempuan pertama di Jatim ini.

Menurut Khofifah, penggunaan teknologi itu tidak hanya ketika para perawat memberikan layanan kesehatan, tetapi juga menyampaikan laporan (report) termasuk medical report. Akses aplikasi saat ini luar biasa. Data bisa tercapture real time dan presisi. Percepatan dengan teknologi digital.

"Bukan hanya layanan kesehatan, tetapi report seperti medical report," ujarnya.

 


(ADI)

Berita Terkait