Sejumlah Harga Komoditas di Malang Naik, Berikan Andil Terhadap Inflasi

Pembeli memilih bawang merah untuk dibeli di Pasar Agung, Kota Depok, Jawa Barat pada Minggu (28/4/2024). (ANTARA FOTO/Yulius Satria Wijaya/rwa) Pembeli memilih bawang merah untuk dibeli di Pasar Agung, Kota Depok, Jawa Barat pada Minggu (28/4/2024). (ANTARA FOTO/Yulius Satria Wijaya/rwa)

Malang: Badan Pusat Statistik (BPS) Kota Malang melaporkan adanya kenaikan harga komoditas bawang merah sebesar 31,07%. Ada kenaikan sebesar 0,09% dari 0,08% yang tercatat pada April 2024.

Kepala BPS Kota Malang, Umar Sjaifudin, mengatakan kenaikan pada komoditas bawang merah tersebut adalah karena faktor cuaca. "Faktor cuaca menjadi penyebab lonjakan harga komoditas bawang merah, yang tercatat sebesar 31,07 persen dan memberikan andil 0,09 terhadap inflasi," tutur Umar dikutip dari Antara, Kamis, 2 Mei 2024.

Ia menjelaskan, komoditas dominan lainnya yang juga mendorong inflasi di Kota Malang adalah kenaikan harga emas perhiasan sebesar 6,78% dan memberikan andil 0,07% terhadap inflasi.

Selain bawang merah, kenaikan harga juga terjadi pada komoditas tomat yang sebesar 20,52%, jagung manis naik 17,14%, buah pepaya naik 8,4%, daun bawang naik 22,2%, sawi putih naik 28,04%, labu siam naik 14,37%, udang basah naik 3,58%, dan juga tarif angkutan kereta api naik 4,62%.

"Untuk tarif angkutan kereta api, ada kenaikan karena pada April 2024 perayaan Hari Raya Idul Fitri. Banyak yang melakukan perjalanan menggunakan kereta api," ucap dia.

Umar menambahkan, untuk sejumlah komoditas dominan yang mengalami deflasi adalah telur ayam ras turun 12,47%, daging ayam turun 3,92%, dan cabai rawit turun 23,77%. 

Selain itu, terdapat juga penurunan harga cabai merah 16,43%, bensin turun 0,91%, kentang turun 5,31%, jeruk turun 3,88%, buncis turun 13,3%, sawi hijau turun 9,57%, dan kangkung juga turun 4,61%.

"Andil terbesar untuk menahan laju inflasi adalah penurunan harga telur ayam ras, dengan andil sebesar 0,14 persen," ujar dia.

Inflasi Kota Malang yang mencapai 0,08% tersebut lebih rendah jika dibandingkan dengan Jawa Timur yang mencapai 0,36% dan nasional mencapai 0,25%. Inflasi Year on Year (YoY) Kota Malang sebesar 2,89%, lebih rendah daripada Jawa Timur 3,25% dan dibanding nasional yang mencapai 3,00%.

Sedangkan, inflasi kumulatif Kota Malang tercatat sebesar 1,01%, lebih rendah daripada Jawa Timur di angka 1,39% dan nasional 1,19%. Di wilayah Jawa Timur, Kota Surabaya dan Sumenep mengalami inflasi paling tinggi, sedangkan yang terendah ada di Kota Kediri yang mencapai 0,06%.


(SUR)

Berita Terkait