Kemenag Jatim Belum Berani Terbangkan Jemaah Umrah, Ini Alasannya!

Ilustrasi / Medcom.id Ilustrasi / Medcom.id

SURABAYA: Arab Suadi memang sudah membuka pintu bagi jemaah umroh asal Indonesia. Namun Kantor Wilayah Kementerian Agama (Kemenag) Jawa Timur belum berani melakukan  pemberangkatan.  Alasannya, masih menunggu aturan teknis dari Kementerian Agama (Kemenag) RI.

“Kebijakan regulasi terkait dengan umrah kita masih menunggu surat dari Dirjen Penyelenggara Haji dan Umrah (Kemenag). Tapi kita sudah komunikasi dan berkoordinasi dengan beberapa pihak terkait bila sudah ada surat tersebut turun, kita tindak lanjuti dengan segera,” kata Kepala Kemenag Jatim, Husnul Maram, dikonfirmasi, Senin, 11 Oktober 2021.

Dia menjelaskan, sebelum Arab Saudi menutup pintu bagi jemaah umrah dari Indonesia karena pandemi covid-19 pada 2020, jemaah umrah dari Jatim setiap harinya sekira 95 ribu orang.

BACA: Alhamdulillah, Arab Saudi Kembali Buka Umrah untuk Jemaah Indonesia

“Begitu adanya pandemi seperti ini semua pendaftaran ditutup semua, sehingga sampai detik ini nol yang mendaftar,” ujarnya.

Terpisah, Ketua Asosiasi Muslim Penyelenggara Haji dan Umrah Republik Indonesia (Amphuri) kubu Fauzan, Heliosa Soerwianto, mengatakan pihaknya masih belum menerima surat pemberitahuan, maupun aturan teknis pemberangkatan jemaah umrah dari Kementerian Agama.

“Kalau perkiraan saya umrah itu kan dari Kementerian Luar Negeri. Kalau kita lihatnya tetap dari Kementerian Agama dan pihak Arab Saudi, karena sampai sekarang masih belum bisa on untuk apply visanya. Mungkin itu masih pada tataran pejabat negara, government to government, sementara kami pada tataran pelaksanaannya masih belum,” ujarnya.

Aturan teknis yang dimaksud Heliosa ialah, teknis vaksinasi jemaah, karantina jemaah, tempat, dan lainnya. Karena masih belum jelas, maka sulit bagi pihak travel untuk menentukan harga yang akan dibebankan kepada para jemaah.

“Jadi kalau menurut kami, perkiraan stabil pemberangkatan umrah baru pada Januari 2022, mungkin mulai dibuka normal,” katanya.

Karena itu, papar Heliose, kebanyakan travel yang berada di bawah naungan Amphuri masih belum ada rencana untuk memberangkatkan jemaah umrah. Alasannya karena aturan teknis belum ada, sehingga belum bisa memberangkatkan jemaah dengan cara mengira-ngira harga.

Berdasarkan data terakhir, Heliosa menjelaskan terdapat 50 ribuan orang yang tertunda berangkat umrah saat Arab Saudi menutup izin perjalanan umrah dari Indonesia pada Februari 2020.

"Dari jumlah itu, sekitar 5 persen mengambil kembali uangnya dan memutuskan batal berangkat. Sisanya masih waiting,” katanya.

 


(TOM)

Berita Terkait