Hal tersebut disampaikan Plt Walikota Surabaya, Wishnu Sakti Buana. Menurutnya, selama pembatasan sosial ketentuan kapasitas pengunjung tempat makan-minum 25 persen dan work from home (WFH) 75 persen akan diterapkan dan dimonitor oleh pemkot Surabaya.
Khusus perkantoran jajaran pemkot Surabaya, bagi pegawai yang menjalani WFH dan tidak memiliki comorbid akan diperbantukan di lapangan. Selain mengurangi kerumunan,hal tersebut dilakukan untuk membantu TNI,Polri dan Satpol PP mengawasi aktivitas masyarakat selama PSBB.
"Dengan begitu, pengawasan terhadap mobilitas masyarakat akan lebih optimal," kata Whisnu.
Selain itu,pemkot Surabaya akan mengaktifkan kembali kampung tangguh. Wishnu mengatakan setiap kampung tangguh akan mendapat bantuan Rp5 juta untuk membeli disinfektan,sprayer,masker,pembuatan spanduk dan kebutuhan lain.
"Sedikitnya terdapat 1.290 kampung tangguh di Surabaya, 50 persen di antaranya sudah menerima bantuan," terangnya.
Sementara untuk mengurangi kerumunan di pasar, Wishnu mengimbau masyarakat untuk berbelanja di pedagang keliling. Kalaupun ingin belanja di pasar, masyarakat diminta untuk melakukan protokol kesehatan secara ketat dan segera pulang jika sudah selesai berbelanja.
"Kami juga akan melakukan penyekatan di tujuh titik masuk Surabaya. Diharapkan dengan beberapa skema tersebut,Surabaya bisa menjadi percontohan nasional untuk menekan penyebaran covid-19," tandas Whisnu.
(ADI)