Lonjakan Covid-19 di Bangkalan, Pakar Epidemiologi: Kuat Dugaan Varian Delta dari India

 Pengendara yang melintas di Suramadu sisi Surabaya menjalani test swab di pos penyekatan (foto/reno) Pengendara yang melintas di Suramadu sisi Surabaya menjalani test swab di pos penyekatan (foto/reno)

SURABAYA: Jumlah kasus aktif covid-19 di Kabupaten Bangkalan menduduki posisi tertinggi di Jawa Timur. Dari data laman Pemprov Jatim, hingga tanggal 8 Juni 2021,  total mencapai 190 kasus.

Pakar epidemiologi Unair, Windhu Purnomo, menduga kuat lonjakan kasus covid-19 di Bangkalan terjadi karena adanya mutasi virus corona varian delta asal India.

Indikatornya, 3 tenaga kesehatan (nakes) di Bangkalan yang sudah menerima suntikan vaksin covid-19 sebanyak 2 dosis, meninggal dunia setelah dinyatakan positif covid-19.

“Seharusnya kalau sudah divaksin, maksimal mengalami gejala klinis sedang, tidak sampai meninggal. Saya menduga kuat yang di Bangkalan ini mutasi B.1.617,” ujar Windhu kepada Media Group News, Rabu 9 Juni 2021.

BACA: Kabur! Pengendara Positif Covid-19 di Suramadu Bikin Petugas Pontang-panting

Windhu menambahkan, mutasi virus varian delta B.1.617 memiliki karakteristik tersendiri dibanding varian lain, yang membuatnya lebih infeksius dan mematikan. Virus corona B.1.617 dinilai Windhu memiliki kemampuan antibody escape atau menerobos antibodi seseorang yang sudah terbentuk.

Menghadapi lonjakan kasus covid-19 di Bangkalan, Windhu menyarankan pemerintah menerapkan pembatasan sosial berskala besar (PSBB) secara ketat.

“Dulu Surabaya Raya saja bisa PSBB kok, Bangkalan juga harus bisa. Nggak cukup kalau PPKM Mikro. Mobilitas antar wilayah harus benar-benar ditekan, apalagi Bangkalan bersebalahan langsung dengan Surabaya yang padat penduduk,” pungkas Windhu.

Sementara hingga tanggal 8 Juni 2021, kasus kumulatif covid-19 di Bangkalan mencapai 1.899 kasus. Sedangkan korban meninggal dunia sebanyak 188 orang.


(TOM)

Berita Terkait