Canggih, China Kembangkan Pesawat Hipersonik Berkecepatan 19.000 Km per Jam

Ilustrasi / Medcom.id Ilustrasi / Medcom.id

SURABAYA: China mengembangkan pesawat hipersonik yang mampu melesat dengan kecepatan 19.000 kilometer per jam. Pesawat dengan daya tampung 10 orang itu bisa menjangkau seluruh wilayah di Bumi hanya dalam 1 jam. Dari gambar prototipe yang dirilis, pesawat memiliki desain sayap delta mirip dengan Concorde buatan Prancis dan Inggris, namun ujungnya lebih mengarah ke atas.

Hasil studi para ilmuwan luar angkasa China, seperti dikutip dari South China Morning Post, mengungkap, pesawat hipersonik itu berukuran lebih besar dari Boeing 737, dengan panjang 50 meter dan memiliki dua mesin yang dipasang di atas bodi utama. Desain aerodinamisnya yang kompleks memungkinkan pesawat melesat dengan kecepatan menembus 5 kali kecepatan suara. Para peneliti juga mengaplikasikan model aerodinamis terbaru yang terbukti efektif dalam misi luar angkasa China baru-baru ini.

Selama pengetesan terhadap pesawat yang sudah mencapai luar angkasa, para ilmuwan mendapati area di pesawat yang membutuhkan perlindungan atau penguatan ekstra. Titik-titik itu kemungkinan besar akan mengalami lonjakan panas dan tekanan tiba-tiba saat pesawat mencapai kecepatan 6 kali kecepatan suara atau 7.100 km per jam. Ilmuwan Institut Teknologi Beijing Liu Rui mengatakan, temuan mereka akan diaplikasikan dalam proyek serupa.

Baca Juga : Ini 5 Tokoh yang Paling Banyak Dicari di Google Indonesia

Pesawat hipersonik merupakan proyek utama di antara serangkaian rencana bombastis teknologi China ke depannya. Pada 2025, China menaretkan penyelesaian eksperimen untuk memverifikasi semua komponen kunci penerbangan hipersonik, termasuk generasi baru mesin pernapasan udara yang dapat mendorong pesawat sampai pada kecepatan roket. Kemudian, pada 2035, China menargetkan pengoperasian pesawat hipersonik yang dapat mengangkut 10 penumpang ke mana saja di Bumi dalam waktu satu jam.

Lalu 10 tahun kemudian, pesawat tersebut akan mampu membawa lebih dari 100 penumpang setiap kali terbang. Pengumuman ini muncul di saat China mengembangkan rudal nuklir berkecepatan 9.000 km per jam, didasarkan pada desain roket yang sudah tidak digunakan NASA karena biayanya terlalu mahal. Namun, dalam program militerisasi China, uang bukan masalah utama.

 


(ADI)

Berita Terkait