Kreatif! Mahasiswa Undika Ciptakan Kursi Batik Multifungsi

Inovasi kursi batik multifungsi ciptaan mahasiswa Undika. (Sumber: Kominfo.jatimprov.go.id) Inovasi kursi batik multifungsi ciptaan mahasiswa Undika. (Sumber: Kominfo.jatimprov.go.id)

Clicks: Batik merupakan salah satu kekayaan seni warisan budaya yang sampai sekarang masih eksis di Indonesia. Organisasi Pendidikan, Keilmuan, dan Kebudayaan (UNESCO) juga sudah menetapkan batik sebagai warisan kebudayaan asli Indonesia sejak 2 Oktober 2009.

Setiap daerah memiliki ciri khas motif batiknya masing-masing. Seperti batik Surabaya mempunyai corak batik tersendiri, mulai dari kembang semanggi, perahu khas Surabaya, ayam jago dalam legenda Sawunggaling, hingga ikan sura dan buaya. 

Tentunya, di balik indahnya kain batik ada pengrajin yang berjasa dalam pembuatan karya yang tak ternilai ini. Ingin mempermudah pekerjaan para pengrajin batik di Jawa Timur, mahasiswa desain produk Universitas Dinamika (Undika) Surabaya menciptakan inovasi berupa kursi batik multifungsi.

Kursi itu dibuat untuk mempermudah pengrajin batik dalam meletakkan perlengkapan serta memberikan kenyamanan dalam membatik. “Kursi inovasi untuk pembatik ini memiliki kaki pendek dengan ukuran kecil,” kata mahasiswa Undika, Yuanita Alifia Rahman, Senin, 8 Februari 2021, seperti dilansir dari Kominfo.jatimporv.go.id.

Ide pembuatan kursi batik multiguna ini mencuat setelah melihat pengrajin batik tulis di Jawa Timur membutuhkan banyak perlengkapan saat membatik, seperti canting, lilin, kompor, dan wajan. Tak hanya itu, prosesnya juga membutuhkan waktu yang lama.

Sehingga, agar lebih praktis dibuatlah kursi batik multifungsi tersebut. Pada bagian kanan kursi dilengkapi dengan tempat kompor, lap kain, cantik, dan sapu ijuk. Kursi itu juga dilengkapi dengan sandaran agar pembatik bisa beristirahat disela-sela membatik.

“Selain itu, saya juga memberikan roda dan pegangan agar mempermudah pembatik saat membawa kursi multifungsi saat pameran misalnya,” ucapnya.

Yuanita juga memilih kayu jati Belanda sebagai bahan pembuatan kursi. Alasannya, agar kursi bisa lebih kuat dan awet. Sebab, kayu jati Belanda memiliki sifat kayu yang ringan dan seratnya juga halus.

Dengan hadirnya inovasi tersebut, diharapkan bisa menjadi solusi atas permasalahan yang dialami oleh pengrajin batik, khususnya di Jawa Timur. Apalagi Jawa Timur merupakan salah satu sentra batik di Indonesia.


(SYI)

Berita Terkait