Ekskavasi Situs Pandegong, BPCB Jatim Temukan Jejak Ini

Batu bata berukir dan jejak kaki hewan ditemukan di situs Pandegong, Jombang (Foto / Metro TV) Batu bata berukir dan jejak kaki hewan ditemukan di situs Pandegong, Jombang (Foto / Metro TV)

SURABAYA : Belum lama melakukan penggalian, para peneliti Balai Pelestarian Cagar Budaya (BPCB) Jawa Timur menemukan bata berukir hingga tapak kaki hewan di Situs Pandegong, Dusun Kwasen, Desa Menganto, Kecamatan Mojowarno, Kabupaten Jombang. Benda itu merupakan hasil temuan luar atau permukaan yang ada sekitar situs.

Ketua tim ekskavasi Situs Pandegong, Vidi Susanto mengatakan pada saat pembuatan bata itu, sebelum dibakar dan dijadikan bahan candi, bata itu sempat terinjak hewan liar. "Dulu seperti di Bojonegoro pernah ada temuan batu bata yang ada tapak kaki. Narasumber kita bilang kalau tapak kaki itu barasal dari anjing liar," jelas Vidi.

Vidi menjelaskan, di Bojonegoro saat itu didapatkan keterangan bahwa sebelum dibakar, bata itu dijemur. Dan pada saat proses penjemuran, diduga terinjak hewan liar. "Sebelum dibakar kan dikeringkan. Mungkin disitu ada hewan-hewan liar yang menginjak bata itu," papar dia.

Untuk bata berukir, Vidi mengatakan bahwa garis-garis pada bata itu memang sengaja dibuat oleh pembuat candi. Dengan tujuan untuk memperkirakan musim tanam.

Baca juga : BPCB Jatim Ekskavasi Tahap II Situs Pandegong Jombang

"Tahun lalu juga menemukan bata yang punya motif seperti itu. Umumnya bata yang seperti itu ditemukan di lokasi yang ada potensi cagar budaya gitu, seperti ada watudakon, itu sebagai pranotomongso. Untuk mengetahui kapan musim panen, kapan musim tanam," papar Vidi.

Dia menegaskan jika bangunan candi ini menghadap ke barat. Hal ini didasarkan adanya penemuan tangga dan temuan arca waktu ekskavasi tahun kemarin. "Ini menghadap ke barat, indikasinya dari tangga. Selain itu temuan nandiswara dan mahakala. Dan ini Siwa," tambahnya.

Vidi menambahkan, candi ini diduga dibangun era abad ke-10. "Indikasi bentuk denahnya ini abad ke-10. Untuk arca juga diketahui pada era Empu Sendok. Tapi ini masih terus kita dalami. Dan candinya ini untuk pemujaan. Untuk pemujaan apa? Kita masih dalami lagi," tutupnya.


(ADI)

Berita Terkait