Pemilik Gerai Makanan Online di Surabaya Tersangka, Begini Pengakuannya

 Kanit Resmob Polrestabes Surabaya, Iptu Arief Rizky Wicaksana (tengah) menunjukkan barang bukti dari tersangka Eliani (Foto / Metro TV) Kanit Resmob Polrestabes Surabaya, Iptu Arief Rizky Wicaksana (tengah) menunjukkan barang bukti dari tersangka Eliani (Foto / Metro TV)

SURABAYA : Pemilik gerai makanan online yang diduga melakukan penipuan dan menjiplak nama restoran termana di marchant ojek online akhirnya ditetapkan sebagai tersangka oleh Penyidik Unit Resmob Polrestabes Surabaya. Kanit Resmob Polrestabes Surabaya, Iptu Arief Rizky Wicaksana mengatakan tersangka Eliani (35) telah mencatut menu dari restoran ternama dalam bisnis yang dijalankannya itu sejak 2019. Tersangka memiliki 30 gerai online, tersebar di Surabaya dan Sidoarjo.

"Tersangka menjalankan bisnisnya sejak 2019 dengan konsep cloud kitchen. Cloud kitchen merupakan warung yang hanya menyediakan pesan antar secara online. Namun makanan yang disediakan berbeda dengan yang ditawarkan dalam aplikasi," jelas Arief, Jumat 18 Juni 2021.

Menurut Arief, ulah tersangka menimbulkan kerugian bagi masyarakat yang memesan melalui aplikasi ojol, karena tidak sesuai apa yang diinginkan pelanggan. Arief menyebut, dalam menjalankan bisnisnya, tersangka mengontrak rumah atau ruko di beberapa daerah kemudian disulap menjadi dapur. Tersangka juga merekrut pegawai untuk menyiapkan makanan yang dipesan melaui aplikasi.

BACA JUGA : 1,2 Juta Warga Surabaya Sudah Vaksin, Berikut Rinciannya

"Ada beberapa handphone yang nantinya dipakai untuk menerima pesanan dari aplikasi ojol," jelas Alumni Akpol Tahun 2013 itu.

Dalam satu bulan, lanjut Arief, keuntungan yang didapat tersangka sekitar Rp5 juta. Sementara tersangka Eliani mengaku, cara daftar menu dan nama resto dilakukan secara online. Untuk kriteria dan syarat yang dilakukan disampaikan secara terlampir melalui email dan verifikasi ke pihak merchant ojek online. Supaya lolos di marchant ojek online tersebut, dia mendaftarkan menggunakan data orang lain yang disebutnya sebagai rekanan ataupun data diri milik pegawainya.

"Di setiap kitchen ada beberapa menu. Untuk identitas (setiap menu dan resto) menggunakan nama rekan, sistemnya kerjasama, seperti konsinyasi stok lauknya," ujarnya.

"Sudah setahun lebih (menjalankan bisnis). Gak sengaja buat nama yang sama," tandasnya.

Atas ulahnya, tersangka Eliani dijerat Pasal 62 Juncto 8 Undang-undang Perlindungan Konsumen dengan ancaman hukuman 5 tahun penjara dan denda Rp 2 miliar.


(ADI)

Berita Terkait