Cara UMKM Bertahan di Masa PPKM Darurat, Begini Tipsnya

Pipik Juliana saat melayani salah satu pelanggannya yang mencoba baju buatannya (Foto / Metro TV) Pipik Juliana saat melayani salah satu pelanggannya yang mencoba baju buatannya (Foto / Metro TV)

SURABAYA : Kebijakan PPKM Darurat berdampak pada semua sektor. Tak terkecuali pegiat UMKM (Usaha Mikro Kecil dan Mengengah). Salah satunya, Pipik Juliana seorang desainer baju muslim. Di masa PPKM omset usahanya turun hingga 40 persen. Lalu bagaimana akhirnya ia bisa bertahan?

Strategi yang ia lakukan agar bisa bertahan dikondisi seperti ini adalah pertama sering melakukan promosi-promosi melalui instragam live. Sehingga hal tersebut bisa menarik orang untuk membeli produknya.  "Saya biasanya Live seminggu 2 kali di media sosial" ujar pemilik brand baju muslim perempuan bernama PJ Chloting itu.

Kedua, Pipik juga sering membuat program give away atau bagi-bagi hadiah kepada pelanggannya. Hal tersebut agar orang yang sudah melihat platform tempat Pipik berjualan antusias dengan produknya. "Saya juga mainkan diskon. Saya mainkan sale, orang lebih seneng hot sale daripada harga retail asli," ujarnya.

BACA JUGA : Terpilih Ketua IKA Unair, Ini Kata Khofifah

Ketiga, Pipik juga kerap kali berkolaborasi dengan selebgram atau influenncer untuk bisa mempromosikan produknya. Mengingat selebgram atau influencer memiliki banyak followers, sehingga bisa membantu untuk mengenalkan produk kepada masyarakat.

"Banyak-banyakin promo sih," tuturnya.

Sementara, PJ Clothing sendiri adalah brand baju muslim perempuan dengan konsep OOTD (Outfit Out The Day) atau baju yang biasa dipakai sehari-hari. Dengan target pasar ibu-ibu dan perempuan muda.

"Trend busana hijab sekarang lebih ke summer dan orang orang juga memilih yang santai yang casual. Artinya sehari hari. Orang orang lebih memilih yang gampang dipake dan modelnya update, nggak ribet. Kalau warna lebih ke pastel," ujarnya.

Desain yang dibuat oleh Pipik sendiri itu dibandrol dengan harga mulai dari Rp. 500 ribu hingga Rp. 1 juta.


(ADI)

Berita Terkait