Ada 472 Klaster Covid-19 di Jawa Timur, Begini Instruksi Emil

Wakil Gubernur Jatim Emil Elestianto Dardak (Foto / Metro TV) Wakil Gubernur Jatim Emil Elestianto Dardak (Foto / Metro TV)

SURABAYA : Jumlah klaster penyebaran covid-19 di Jawa Timur mencapai 472. Ratusan klaster ini menyebar di 38 kabupaten/kota di Jatim dengan total kasus mencapai 1.342. Wakil Gubernur Jatim Emil Elestianto Dardak mengatakan, untuk mencegah munculnya klaster baru, pihaknya berharap agar pemerintah daerah disiplin menerapkan tracing.

"Kabupaten Mojokerto juga harus disiplin tracing," katanya rapat koordinasi bersama seluruh pejabat di Pemkab Mojokerto Selasa malam 29 Juni 2021.

Saat ini, kata dia, Pemkab Mojokerto pun sudah menerapkan penanganan intensif, yakni ketika ada 1 pasien positif, maka dilakukan tracing kepada 20 hingga 25 orang. Untuk memperkuat tracing, BPBD Jatim akan membantu pengadaan antigennya. "Arahan Ibu Gubernur Khofifah, BPBD akan terus memantau sinergi apa yang bisa kita bangun dalam kaitan dengan proses tracing," ujar mantan Bupati Trenggalek tersebut.

Dari hasil rapat koordinasi tersebut, Emil menyampaikan beberapa tindakan yang sudah dilakukan Pemkab Mojokerto dalam menangani lonjakan kasus covid-19. Antara lain, mengidentifikasi risiko terkait agenda hajatan pernikahan. Data di Kantor Urusan Agama (KUA) dan Kementerian Agama (Kemenag) mencatat sekitar 800 pasangan akan melakukan pernikahan dalam waktu dekat.

"Tentu ini menjadi atensi kita bersama. Mungkin ada peraturan, akad diperbolehkan tapi hajatan untuk sementara waktu ditiadakan," tuturnya.

BACA JUGA : Status Zona Merah di Jatim Bergeser, Angka Penyebaran Tembus 1.065 Kasus

Sebelumnya, Gubernur Jatim, Khofifah Indar Parawansa meminta masyarakat mewaspadai lonjakan Covid-19 akibat klaster keluarga. Pasalnya, kontribusi klaster keluarga terhadap penyebaran corona akhir- akhir ini sangat tinggi. "Tidak jarang saat bertemu dengan keluarga justru merasa aman dan akhirnya mengabaikan protokol kesehatan. Padahal potensi penularan di keluarga akhir- akhir ini sangat tinggi," katanya.

Khofifah menyebut, tingginya jumlah klaster keluarga mendapat perhatian serius Pemprov Jatim. Apalagi tak jarang banyak anggota keluarga yang dalam keadaan desaturasi baru dibawa ke rumah sakit. Bahkan sampai meninggal akibat terinfeksi Covid-19. "Mayoritas korban meninggal dalam klaster keluarga adalah kelompok rentan seperti lansia. Tapi saat ini juga menimpa usia muda bahkan anak- anak," ujarnya.

 


(ADI)

Berita Terkait