6 Kepercayaan Malam Satu Suro Hingga Alasan Memandikan Pusaka

Memandikan keris merupakan salah ritual di malam 1 Suro (Foto / Metro TV ) Memandikan keris merupakan salah ritual di malam 1 Suro (Foto / Metro TV )

SURABAYA : Tradisi malam satu suro bagi masyarakat Jawa sangat disakralkan. Hal tersebut karena malam satu suro merupakan waktu pergantian awal tahun masehi. Malam Satu Suro tak bisa dipisahkan dari hal berbau mistis. Bahkan, beberapa orang punya anggapan di momen itu makhluk tak kasat mata merayakan Lebaran versi mereka.

Kepercayaan mistis terkait dengan Malam Satu Suro sudah jadi bagian dari kehidupan sosial masyarakat Indonesia. Terlebih, beberapa suku melakukan ritual khusus yang hanya dilakukan di Malam Satu Suro. Berikut beberapa kepercayan dan alasan memandikan pusaka di malam satu suro.

1. Malam Sakral

Suku Jawa termasuk yang masih memercayai adanya keluarbiasaan Malam Satu Suro. Karena dianggap sakral, ada kepercayaan masyarakat dilarang ke mana-mana kecuali untuk berdoa ataupun melakukan ibadah lainnya.

2. Jamasan

Jamasan memiliki arti memandikan barang pusaka. Makna di balik kebudayaan ini dianggap cukup dalam karena merupakan momentum untuk menghargai pusaka, peninggalan leluhur, dengan cara mensucikan kembali pusaka tersebut. Salah satu pemilik pusaka, Budi Mulyono mengatakan proses jamasan ini juga memiliki arti keterikatan antara pemilik sekarang dengan pemilik sebelumnya dengan cara membersihkan dan mengirimkan doa.

Budi juga menambahkan proses membersihkan kembali pusaka ini dilakukan pada Malam Satu Suro atau bulan Suro yang umumnya disertai dengan tirakat dan mengirim doa. Pria yang tinggal di kawasan Rungkut, Surabaya ini mengaku tak pernah melewatkan malam satu Suro untuk melakukan ritual jamasan ini.  

3. Jika barang pusaka tidak dimandikan, kekuatan roh di dalamnya melemah

Budi yang memiliki belasan pusaka ini juga menyampaikan, ketika barang pusaka tidak dimandikan atau disucikan di Malam Satu Suro, maka ada yang percaya kekuatan di balik barang pusaka itu akan lemah.

"Jika barang pusaka itu tidak diurus, maka kekuatan makhluk astral tidak akan maksimal. Hal ini akan berdampak pada 'kinerja' spirit tersebut dalam bertugas membantu 'empunya' mencapai tujuan tertentu," kata Furi.

4. Tidak boleh ada hajatan di Malam Satu Suro

Masih ada beberapa masyarakat yang percaya, di Malam Satu Suro sangat dilarang melangsungkan pesta pernikahan atau hajatan lainnya. Hal ini berkaitan dengan kepercayaan di Malam Satu Suro, banyak kejadian buruk atau sial yang bisa terjadi.

5. Hari kembalinya leluhur ke rumah

Sebagian masyarakat Jawa ternyata masih ada yang memiliki kepercayaan soal ini. Ya, mereka percaya di Malam Satu Suro arwah leluhur mereka yang sudah lama meninggal dunia kembali ke bumi dan mendatangi keluarganya di rumah.

6. Lebaran makhluk gaib

Entah dari mana kepercayaan yang satu ini cukup melekat kuat di Malam Satu Suro. Jadi, ada beberapa orang percaya di malam tersebut, setan merayakan Tahun Baru atau Lebaran. Namun, kata Budi malam Satu Suro lebih dimaknai sebagai malam keramat, bisa juga dianggap malam yang suci.

"Sebab, di malam itu semua umat Islam juga merayakan Tahun Baru Islam 1 Muharram. Jadi, bukan melulu tentang mistis," pungkasnya.

 


(ADI)

Berita Terkait