“Alhamdulillah mereka sudah kembali bekerja. Suratnya sudah resmi kami sampaikan ke Dinas Kesehatan sebagai laporan,” kata Direktur RSD dr. Soebandi Hendro Soelistijono.
Kendati ada 25 orang teinfeksi Covid, RSD dr. Soebandi tidak menjadi klaster tersendiri. Sebab, berdasar hasil tracing tidak semua tenaga kesehatan terkena di rumah sakit.
“Kami kan juga melalui proses WFH (Work From Home), setiap 15 hari jaga, kemudian istirahat. Kemungkinan saat itu dia terpapar. Atau bahkan beberapa orang memiliki istri yang bekerja sebagai tenaga kesehatan di lain tempat. Itu yang membuat terpapar,” kata Hendro.
Kendati jumlah yang terkena banyak, rumah sakit sama sekali tidak menutup pelayanan secara total atau lockdown, melainkan penutupan parsial sesuai lokasi unit yang terkena. Selain itu, tenaga layanan kesehatan untuk rawat jalan dan instalasi gawat darurat bisa diambilkan dari bagian lainnya.
“Karyawan kami lebih dari seribu orang. Jadi beda dengan rumah sakit swasta. Kami masih bisa support dari ruangan-ruangan lain,” kata Hendro.
(ADI)
