Viral! Prank Pocong di Kuburan, Driver Ojol Jadi Korban

Polisi mengumpulkan 23 nama remaja yang melaksanakan aksi prank pocong tersebut. Foto: Medcom. Polisi mengumpulkan 23 nama remaja yang melaksanakan aksi prank pocong tersebut. Foto: Medcom.

Malang: Peristiwa prank pocong di Tempat Pemakaman Umum (TPU) Samaan, Kota Malang, Jawa Timur, viral di media sosial. Peristiwa ini awalnya diceritakan akun Indra Triwantono, driver ojek online (ojol), di grup Facebook 'Gojek Malang Raya'.
 
Indra mengaku menjadi korban prank pocong saat melintas di sebuah jalan yang berada di tengah-tengah pekuburan Samaan. Aksi tersebut dilakukan oleh seseorang dengan mengenakan kain berwarna putih dan berpura-pura menjadi pocong untuk menakuti pengendara yang melintas.
 
"Saya barusan dikagetkan ulah anak-anak yg main pocong-pocongan, motor sempat oleng, alhamdulillah tadi tidak jatuh. Terus mereka tak datangi, mereka lari sambil sok nantang (tapi tetep lari). Tak suruh pulang kabeh," tulis akun Indra Triwantono dikutip Clicks, Selasa, 4 April 2023.

Indra meminta personel ojol dalam grup yang tinggal di kawasan TPU Samaan melaporkan kejadian ini ke aparat dan pemerintah setempat. Dia khawatir prank ini memakan korban.

Kapolsek Klojen Kompol Syabain Rahmad Kusriyanto mengatakan aksi prank pocong ini cukup menggegerkan masyarakat setempat karena hampir memakan korban. Aksi yang beredar di media sosial tersebut dilakukan sekumpulan remaja.
 
"Atas kejadian viral tersebut kami mendapatkan atensi khusus dari pimpinan, yaitu Kapolresta Malang Kota Kombes Pol Budi Hermanto untuk segera menangani kasus ini dan malam ini kami telah mengumpulkan anak-anak remaja tersebut beserta orang tuanya," kata Syabain dikutip dari Medcom, Selasa, 4 April 2023.
 
Syabain menjelaskan aksi prank pocong menyasar pengguna jalan. Baik itu pengguna roda dua maupun roda empat. Bahkan, lelucon yang dilakukan tersebut hampir membuat seorang driver ojol hampir terjatuh karena terkejut.

Polisi mengantongi 23 nama remaja yang melakukan aksi tersebut. Rapat koordinasi tiga pilar, yaitu TNI-Polri dan perangkat daerah setempat dilakukan di Kantor Kelurahan Samaan untuk mediasi.

"Kali ini kami mengumpulkan 23 anak remaja yang rata-rata berusia 12 tahun tersebut beserta orang tuanya untuk kami ajak koordinasi, edukasi dan himbauan untuk mereka agar memahami bahwa tindakan yang dilakukannya itu adalah salah karena dapat membahayakan diri sendiri dan orang lain," ujar Syabain.
 
Seluruh remaja hadir dan diberikan pemahaman, edukasi, dan nasihat. Mereka diajari bahwa tindakan tersebut tidak baik. Sebagian dari remaja juga membuat pernyataan tidak akan mengulangi perbuatan tersebut dan disaksikan petugas yang hadir.
 
Syabain berharap kejadian tersebut bisa memberikan edukasi dan pemahaman bagi masyarakat yang lain juga agar tetap menjaga dan mengawasi anak-anak kita agar tidak melakukan kegiatan yang dapat membahayakan dan melanggar hukum.


(SUR)