Kampung Inggris Pare Terancam Gulung Tikar

Suasana lenggang Kampung Inggris di Pare Kabupeten Kediri setelah empat bulan ditutup akibat pandemi covid-19 (foto/metrotv) Suasana lenggang Kampung Inggris di Pare Kabupeten Kediri setelah empat bulan ditutup akibat pandemi covid-19 (foto/metrotv)

KEDIRI:  Kampung Inggris di Pare, Kabupaten Kediri, Jawa Timur  terancam gulung tikar. Sebabnya, sekitar 160 lembaga kursus dalam kondisi kembang-kempis setelah diterjang wabah virus korona (covid-19).   

Suasana Kampung Inggris di Desa Tulungrejo dan Desa Pelem, Kecamatan Pare , Kabupaten Kediri  terlihat lengang dua hari terakhir ini.  Padahal, sebelum pandemi covid-19 melada,  jalanan di kampung ini dipenuhi lalu lalang para para siswa dari seluruh wilayah di Indonesia. Data terakhir,  ada 15 ribu siswa saat liburan sekolah yang memadati "Kampung Inggris" ini.

Namun sejak pertengahan Maret saat pandemi covid -19 merebak di Kediri,  sekitar 160 lembaga kursus di Desa Tulungrejo dan Desa Pelem menutup sementara pembelajaran untuk mencegah penyebaran virus korona sesuai instruksi pemerintah daerah.

Muhammad Baidlowi, salah satu pemilik lembaga kursus mengatakan saat ini sudah tidak kuat lagi menanggung biaya operasional akibat penutupan Kampung Inggris selama empat bulan.  

“Sama sekali tidak mendapatkan pemasukan. Sementara biaya pengeluaran terus keluar.  Seperti sewa camp sebagai tempat tinggal sekaligus tempat proses belajar siswa, “ ucapnya.

Bahkan Baidlowi terpaksa memutus kontrak  satu dari lima rumah penduduk yang dijadikan camp yang sebelumnya  menampung 80 orang .  Selain beban biaya sewa camp,  pemilik kursus juga menanggung biaya hidup sejumlah pengajar yang tidak bisa pulang ke kampung halaman.

“Banyak tutor pengajar tidak bisa pulang, juga kita tampung di sini. Belum lagi injaman di bank dan harus mengangsur tiap bulan. Tidak ada keringanan meski juga terdampak korona,  “ ucapnya.

Untuk bisa bertahan,  sejumlah lembaga membuka kelas on line dan sebagian mencari pekerjaan lain.   “Kami berharap pemerintah segera membuka pendidikan non formal,  agar roda perekonomian berjalan kembali. Kami siap menerapkan protokol kesehatan covid-19 dengan ketat, “ harapnya.


 


(TOM)

Berita Terkait